11.29.2010

Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan merupakan hal terpenting dalam menyelesaikan suatu masalah dalam organisasi,
dalam suatu proses perencanaan,para anggota memutuskan masalah-masalah seperti apa tujuan organisasi,
kesempatan apa yang di gunakan,siapa yang mengerjakan setiap tugas yang diperlukan.
ada beberapa pengertian tentang pengambilan keputusan adalah sama diantaranya
menurut Stoner(1996) pengambilan keputusan menggambarkan proses yang digunakan untuk memilih suatu tindakan sebagai
cara memcahkan suatu masalah.Kemudian menurut Chuck Williams(2001) pengambilan keputusan adalah proses memilih suatu
pemecahan masalah dari beberapa alternatif yang tersedia.Menurut T. Hani Handoko(1991) pengambilan keputusan didefinisiakan
sebagai penentuan serangkaian kegian untuk mencapai hasil yang diinginkan.
dibawah ini yang saya bahas tentang pengambilan keputusan secara rasional.
Langkah-langkah Pengambilan Keputusan Rasional

pengambilan keputusan yang rasional sangat diperlukan bagi setiap organisasi
dimana para anggota dituntut untuk melakukan suatu tindakan yang lebih rasional dalam menghadapi setiap masalah yang ada.
pengambilan keputusan secara rasional yaitu suatu proses sistematik dimana manajer menetapkan masalah,mengevakuasi alternatif,dan memilih
pemecahan optimal untuk memberikan manfaat yang maksimal kepada organisasi.
menurut Chuck Wiilliams(2001) langkah-langkah pengambilan keputusa yang rasional adalah sebagai berikut :
1.Mengidentifikasi Masalah
2.Mengindentifikasi Kriteria Keputusan
3.Menimbang Kriteria
4.Membuang alternatif Pilihan Tindakan
5.Mengevakuasi setiap alternatif
6.memperkirakan keputusan yang paling optimal

dalam dataran teoritis,ada empat metode dalam pengambilan keputusan,yaitu
kewenangan tanpa diskusi,pendapat para ahli,kewenangan setelah diskusi, dan kesepakatan
a. Kewenangan Tanpa Diskusi
Metode pengambilan keputusan ini seringkali digunakan oleh para pemimpin otokratik
atau dalam kepemimpinan militer. Metode ini memiliki beberapa keuntungan, yaitu cepat, dalam arti ketika organisasi tidak mempunyai waktu yang cukup untuk memutuskan apa yang harus dilakukan. Selain itu, metode ini cukup sempurna dapat diterima kalau pengambilan keputusan yang dilaksanakan berkaitan dengan persoalan-persoalan rutin yang tidak mempersyaratkan diskusi untuk mendapatkan persetujuan para anggotanya.
Namun demikian, jika metode pengambilan keputusan ini terlalu sering digunakan, ia akan menimbulkan persoalan-persoalan, seperti munculnya ketidak percayaan para anggota organisasi terhadap keputusan yang ditentukan pimpinannya, karena mereka kurang bahkan tidak dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan akan memiliki kualitas yang lebih bermakna, apabila dibuat secara bersama-sama dengan melibatkan seluruh anggota kelompok,daripada keputusan yang diambil secara individual.
b. Pendapat Ahli
Kadang-kadang seorang anggota organisasi oleh anggota lainnya diberi predikat sebagai ahli (expert), sehingga memungkinkannya memiliki kekuatan dan kekuasaan untuk membuat keputusan. Metode pengambilan keputusan ini akan bekerja dengan baik, apabila seorang anggota organisasi yang dianggap ahli tersebut memang benar-benar tidak diragukan lagi kemampuannya dalam hal tertentu oleh anggota lainnya.
Dalam banyak kasus, persoalan orang yang dianggap ahli tersebut bukanlah masalah yang sederhana, karenasangat sulit menentukan indikator yang dapat mengukur orang yang dianggap ahli (superior). Ada yang berpendapat bahwa orang yang ahli adalah orang yang memiliki kualitas terbaik; untuk membuat keputusan, namun sebaliknya tidak sedikit pula orang yang tidak setuju dengan ukuran tersebut. Karenanya, menentukan apakah seseorang dalam kelompok benar-benar ahli adalah persoalan yang rumit.

c. Kewenangan Setelah Diskusi
Sifat otokratik dalam pengambilan keputusan ini lebih sedikit apabila dibandingkan dengan metode yang pertama. Karena metode authority rule after discussion ini pertimbangkan pendapat atau opini lebih dari satu anggota organisasi dalam proses pengambilan keputusan. Dengan demikian, keputusan yang diambil melalui metode ini akan mengingkatkan kualitas dan tanggung jawab para anggotanya disamping juga munculnya aspek kecepatan (quickness) dalam pengambilan keputusan sebagai hasil dari usaha menghindari proses diskusi yang terlalu meluas. Dengan perkataan lain, pendapat anggota organisasi sangat diperhatikan dalam proses pembuatan keputusan, namun perilaku otokratik dari pimpinan, kelompok masih berpengaruh.
Metode pengambilan keputusan ini juga mempunyai kelemahan, yaitu pada anggota organisasi akan bersaing untukmempengaruhi pengambil atau pembuat keputusan. Artinya bagaimana para anggota organisasi yang mengemukakan pendapatnya dalam proses pengambilan keputusan, berusaha mempengaruhi pimpinan kelompok bahwa pendapatnya yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan.
d. Kesepakatan
Kesepakatan atau konsensusakan terjadi kalau semua anggota dari suatu organisasi mendukung keputusan yang diambil. Metode pengambilan keputusan ini memiliki keuntungan, yakni partisipasi penuh dari seluruh anggota organisasi akan dapat meningkatkan kualitas keputusan yang diambil, sebaik seperti tanggung jawab para anggota dalam mendukung keputusan tersebut. Selain itu metode konsensus sangat penting khususnya yang berhubungan dengan persoalan-persoalan yang kritis dan kompleks.
Namun demikian, metodepengambilan keputusan yang dilakukan melalui kesepakatn ini, tidak lepas juga dari kekurangan-kekurangan. Yang paling menonjol adalah dibutuhkannya waktu.
»»  Baca Selengkapnya ...